CONTOH PROPOSAL SKRIPSI SASTRA INDONESIA
PROPOSAL
Tinjauan Sosiologi Sastra dalam Novel
Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy

Disusun Oleh :
Nama : __________
NPM : __________
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
(STKIP) PGRI SUMBAR
PADANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pada zaman
modern sekarang ini
kedudukan sastra semakin
meningkat dan semakin penting.
Sastra tidak hanya
memberikan kenikmatan dan
kepuasan batin, tetapi juga
sebagai sarana penyampaian
pesan moral kepada
masyarakat atas realitas sosial. Karya sastra tercipta dalam kurun waktu
tertentu dapat terjadi penggerak tentang keadaan dan situasi yang terjadi pada masa penciptaan karya
sastra itu, baik sosial budaya, agama, politik, ekonomi, dan pendidikan, selain
itu karya sastra dapat
digunakan sebagai dokumen
sosial budaya yang
menangkap realita dari masa
tertentu, akan tetapi
bukan menjadi keharusan
bahwa karya sastra yang tercipta
merupakan pencerminan situasi kondisi pada saat karya sastra ditulis. Salah
satu bentuk “susastra”
sebagai penuangan ide
kreatif pengarang adalah novel.
Sastra merupakan
ekspresi masyarakat, oleh
sebab itu kemunculan
suatu karya sastra erat hubungannya dengan persoalan-persoalan yang
muncul pada saat itu. Hal ini
menunjukkan bahwa persoalan
sosial memang berpengaruh
kuat terhadap wujud sastra.
Dengan kata lain
karya sastra tersebut
adalah pantulan hubungan seseorang
dengan orang lain
atau dengan masyarakat.
Di dalam era globalisasi ini,
peran sastra sangat
berarti. Mengenai hal
ini Nani Tutoli (dalam Hasan Alwi dan Dendi Sugono,
2002: 235) mengemukakan sastra dapat berperan dalam: (1) mendorong dan menumbuhkan
nilai-nilai positif manusia,seperti suka menolong, berbuat
baik, beriman dan
bertakwa; (2) memberi
pesan kepada pembaca, khususnya
pemimpin, agar dapat
berbuat sesuai dengan
harapan masyarakat,
mencintai keadilan, kebenaran, dan
kejujuran; (3) mengajak
orang untuk bekerja keras demikepentingan dirinya dan kepentingan
dirinya, dan ; (4) merangsang munculnya watak-watak pribadi yang tangguh dan
kuat.
Apakah
benar novel Islami adalah buku
agama yang hanya berisi norma agama
sebagai dakwah tanpa mengindahkan segi keestetikanya? Novel Pudarnya
Pesona Cleopatra karya Habiburrahman
El Shirazy berhasil
menepis anggapan para pecinta
sastra sekuler tersebut yang
menganggap novel Islami
kehilangan nilai sastranya. Novel Pudarnya Pesona
Cleopatra merupakan sebuah novel Islami
sekaligus novel pembangun
jiwa yang di
dalamnya terkandung ajaran agama yang terbungkus rapi tanpa
meninggalkan segi keestetikanya. Kisah cinta yang indah
dibangun jauh dari
kevulgaran dan keerotisan.
Nilai-nilai syariat agama yang
terdalam sebagai alat dakwah terbungkus secara rapi, dengan ajaranajaran moral
yang tidak menggurui.
Novel
Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman
El Shirazy merupakan sebuah karya
sastra yang tidak cukup dinikmati saja, melainkan perlu mendapat tanggapan
ilmiah. Peneliti merasa
tertarik untuk mengkajinya, khususnya untuk
mengetahui unsur intrinsik,
masalah sosial, latar
belakang penulisan, tanggapan pembaca. Peneliti perlu mengkaji unsur
intrinsik karena hal ini sangat penting sebagai langkah awal untuk memahami
isinya, masalah sosial yang terkandung karena ini penting untuk dilakukan
sebagai langkah awal untuk memenuhi
kebutuhan makna karya
sastra yang dilihat
dari segi karya
sastra itu sendiri. Latar
belakangpenulisan, peneliti ingin mengetahui lebih jelas atas latar
belakang penciptaan novel
tersebut. Tanggapan pembaca,
peneliti merasa perlu mendapatkan tanggapan dari pembaca
sebagai sumber data.Pertimbangan
lain yang peneliti
gunakan adalah proses
kreatif Habiburrahman El Shirazy
yang mempunyai nilai
lebih dibandingkan sastrawan lain tanpa
maksud menarikan keistimewaan
sastrawan lain. Sebagai
pengarang muda, “Kang Abik”
dalam menulis novel
telah teruji dengan
banyaknya penghargaan baik tingkat
lokal, nasional bahkan
internasional. Novel yang dihasilkanyadiakui sebagai novel
pembangun jiwa yang syarat dengan pengajaran budi pekerti yang luhur dan agung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Unsur-unsur
intrinsik apa sajakah
yang terkandung dalam
novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy?
2. Masalah
sosial apakah yang
terkandung dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El
Shirazy?
3.
Latar belakang
penulisan novel Pudarnya
Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy?
4 .
Bagaimana tanggapan komunitas
pembaca tentang novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El
Shirazy?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah yang akan dibahas maka tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan:
1. Unsur intrisik yang terkandung dalam
novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy;
2.
Masalah sosial yang
terkandung dalam novel Pudarnya Pesona
Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy;
3.
Latar
belakang penulisan novel
Pudarnya Pesona Cleopatra
Karya Habiburrahman El Shirazy;
4.
Tanggapan komunitas pembaca
tentang novel Pudarnya Pesona
Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy;
D. Manfaat Penelitian
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya
khazanah ilmu pengetahuan,
khususnya dalam bidang studi analisis novel Islami sehingga dapat bermanfaat
bagi perkembangan karya sastra Indonesia.
2. Manfaat Praktis
1)
Guru Bahasa dan Sastra Indonesia
Hasil
penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi Guru Bahasa dan Sastra
Indonesia tingkat SMA
atau sederajat bahwa
novel Pudarnya Pesona Cleopatrakarya Habiburrahman El Shirazy baik
digunakan sebagai bahan atau materi pembelajaransesuai dengan kurikulum yang
berlaku.
2) Bagi Siswa
Dengan menggunakan
pendekatan sosiologi sastra
diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami dan mengapresiasi novel khususnya karya Habiburrahman El Shirazy.
3)
Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian
ini dapat dijadikan
sebagai bahan perbandingan bagi peneliti
lain yang akan
melakukan penelitian sastra
dengan permasalahan yang sejenis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1.
Pengertian novel
Istilah
novel berasal dari bahasa latin novellasyang kemudian diturunkan menjadi
novies, yang berarti baru. Kata ini kemudian diadaptasikan dalam bahasa Inggris
menjadikan istilah novel. Novel merupakan jenis cerita fiksi yang muncul paling
akhir jika dibandingkan dengan cerita
fiksi yang lain.
Novel mengungkapkan konflik
kehidupan para tokohnya secara lebih mendalam dan halus.
Selain tokoh-tokoh, serangkaian peristiwa dan latar ditampilkan
secara tersusun hingga
bentuknya lebih panjang
dibandingkan dengan prosa rekaan yang lain. Novel hadir layaknya karya
sastra lainbukan tanpa arti. Novel disajikan di tengah-tengah masyarakat
mempunyai fungsi dan
peranan sentral dengan memberikan kepuasan
batin bagi pembacanya
lewat nilai-nilai edukasi
yang terdapat di dalamnya.
Fungsi novel pada
dasarnya untuk menghibur
para pembaca. Novel pada hakikatnya adalah cerita dan karenanya
terkandung juga di dalamnya tujuan memberikan
hiburan kepada pembaca.
Sebagaimana yang dikatakan Wellek
dan Warren (dalam Burhan
Nurgiyantoro, 1994: 3)
membaca sebuah karya fiksi
adalah menikmati cerita, menghibur diri
untuk memperoleh kepuasan batin.
2.
Jenis Novel
Jakob Sumardjo
dan Saini K.M
(1986:29) berpendapat bahwa novel
dapat diklasifikasikan menjadi
tiga golongan yakni
novel percintaan, novel
petualangan, dan novel fantasi.
1) Novel percintaan merupakan novel yang di
dalamnya terdapat tokoh wanita dan
pria secara imbang,
bahkan kadang-kadang peranan wanita lebih
dominan.
2) Novel petualangan melibatkan peranan wanita
lebih sedikit daripada pria. Jika wanita
dilibatkan dalam novel
jenis ini, maka penggambarannya hampir stereotip dan
kurang berperan.
3) Novel
fantasi merupakan novel
yang menceritakan peristiwa
yang tidak realistis dan tidak mungkin terjadi dalam
kehidupansehari-hari.
Berdasarkan unsur
fiksi novel dapat
dibagi menjadi tiga
yaitu novel plot, novel watak,
novel tematis.
1) Novel
plot atau novel
kejadiaan. Novel ini mementingkan struktur cerita
atau perkembangan kejadian.
2) Novel
watak atau novel
karakter. Novel ini
mementingkan pengisahan
watak karakter para
pelakunya misalnya penakut, pemalas, humor,
pemarah, mudah putus
asa, mudah kecil
hati, dan sebagainya.
3) Novel
temantis. Novel ini
mementingkan tema atau
pokok persoalan yang sangat banyak
3.
Fungsi Novel
Secara ringkas
Haji Saleh (dalam
Atar Semi, 1993:
20-21) menguraikan fungsi karya
sastra di dalamnya termasuk novel, antara lain.
a. Fungsi pertama sastra adalah sebagai alat
penting bagi pemikir-pemikir untuk menggerakkan pembaca kepada kenyataan dan
menolongnya mengambil suatu keputusan bila mengalami suatu masalah.
b. Sebagai pengimbang sains dan teknologi.
c. Sebagai
alat untuk meneruskan
tradisi suatu bangsa
dalam arti yang
positif, bagi masyarakat sezamannya
dan masyarakat yang
akan datang, antara
lain: kepercayaan, cara berpikir,
kebiasaan, pengalaman
sejarahnya, rasa keindahan, bahasa,
serta bentuk-bentuk kebudayaan.
d. Sebagai suatu tempat dimana nilai-nilai
kemanusiaan mendapat tempat yang
sewajarnya, dipertahankan dan
disebarluaskan, terutama di
tengah-tengah kehidupan modern
yang ditandai dengan menggebu-gebunya kemajuan sains dan teknologi.
Di pihak
lain, Agustien S.,
Sri Mulyani, dan
Sulistiono (1999: 92-93) menguraikan beberapa fungsi sastra
(novel) yaitu:
a) Fungsi
rekreatif, yaitu apabila
sastra dapat memberikan
hiburan yang menyenangkan bagi
pembacanya.
b) Fungsi
didaktif, yaitu apabila
sastra mampu mengarahkan
atau mendidik pembacanya karena
adanya nilai-nilai kebenaran
dan kebaikan yang terkandung di dalamnya.
c) Fungsi
estetis, yaitu apabila
sastra mampu memberikan
keindahan bagi pembacanya.
d) Fungsi
moralitas, yaitu apabila
sastra mampu memberikan
pengetahuan kepada pembacanya sehingga mengetahui moral yang baik dan
buruk.
e) Fungsi religius, yaitu
apabila sastra mengandung ajaran agama
yang dapat diteladani para pembaca sastra.
B. Landasan Teori
1.
Hakikat Sosiologi Sastra
Istilah
sosiologi muncul pada abad ke-19 sekitar tahun 1839. Dari seorang ahli filsafat
berkebangsaan Perancis, bernama
Aguste Comte. Ia
telah mengusulkan agar penelitian
terhadap masyarakat ditingkatkan
menjadi suatu ilmu tentang
masyarakat yang berdiri
sendiri. Ilmu tersebut
diberi nama ‘Sosiologi”, yang
berasal dari kata latin socious, yang berarti “kawan”, dan kata Yunani logos,
yang berarti “kata”
atau “berbicara”. Jadi,
sosiologi berarti “berbicara
mengenai masyarakat” (Soerjono Soekanto, 1990: 4). Sosiologi dapat diartikan
sebagai telaah tentang lembaga dan proses sosial manusia yang objektif dan
ilmiah dalam masyarakat. Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana
masyarakat dimungkinkan, bagaimana
ia berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada. Sosiologi merupakan
ilmu pengetahuan yang
murni (pure science)
dan bukan merupakan ilmu
pengetahuan terapan atau
terpakai (applied science). Max
Weber (dalam Idianto
M, 2004: 11)
mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami
tindakan-tindakan sosial. Selo Soemardjan dan
Soelaeman Soemardi (dalam
Soerjono Soekanto, 1990:
21) juga menambahkan bahwa sosiologi
atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial
dan proses-proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial.
Menurut
Sapardi Djoko Damono (1984: 129), sosiologi sastra adalah salah satu cabang
ilmu sastra yang mendekati sastra
dari hubungannya dengan kenyataan sosial. Memperhatikan baik
pengarang, proses penulisan
maupunpembaca (sosiologi komunikasi teks)
serta teks sendiri
(penaksiran teks secara sosiologis). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa sosiologi
sastra adalah pendekatan dalam menganalisis karya sastra
yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakat untuk mengetahui
makna totalitas. Sosiologi
sastra berusaha untuk
menemukan keterjalinan
antara pengarang, pembaca,
kondisi sosial budaya,
dan karya sastra itu sendiri.
Penelitian sosiologi
sastra hadir dari
Glickberg (dalam Suwardi Endraswara, 2003:
77) bahwa "all literature, however fantastic
or mystical in content,
is animated by
a profound social
concern, and this
is true of
even the most flagrant nihilistic
work "yang mempresentasikan bahwa seperti apa bentuk karya sastra
(fantastis dan mistis) pun akan besar perhatiannya terhadap fenomena sosial”. Pencetus
sosiologi sastra adalah
seorang filsafat Perancis
yang bernama Auguste Comte pada
sekitar tahun 1839 melalui sebuah karyanya
yang berjudul Cours de Philosophie
Positive. Dalam buku itu,
Comte menyebutkan ada
tiga tahap perkembangan intelektual,
yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya.
Tiga
tahapan itu adalah :
a.
Tahap teologis; adalah
tingkat pemikiran manusia
bahwa semua benda
di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang
berada di atas manusia.
b.Tahap
metafisis; pada tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala
terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena
adanya kepercayaan bahwa
setiap cita-cita terkait pada
suatu realitas tertentu dan
tidak ada usaha
untuk menemukan hukum-hukum alam
yang seragam.
c.
Tahap positif; adalah tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah. Dalam
pandangan Wollf (dalam Suwardi Endraswara, 2003: 77) sosiologi sastra merupakan
disiplin yang tanpa
bentuk, tidak terdefinisikan dengan
baik, terdiri dari sejumlah studi empiris dan berbagai percobaan pada
teori yang agak general, yang
masing-masing hanya mempunyai
kesamaan dalam hal
bahwa semua berurusan dengan
hubungan sastra dengan masyarakat.
Sosiologi
sastra adalah sebuah cabang dari kajian sastra
yang membahas hubungan antara karya sastra dan konteks sosialnya,
termasuk pola pembahasan, jenis
penikmat, gaya penerbitan
dan penyajian dramatis,
dan posisi kelas
sosial penulis dan pembaca.
Ian Watt
Sapardi (dalam Faruk,
1994: 4) juga
mengklasifikasikan sosiologi
menjadi tiga bagian,
yaitu: konteks sosial
pengarang, sastra sebagai cermin masyarakat, dan fungsi sosial
masyarakat.
2.
Pendekatan Sosiologi Sastra
Pendekatan sosiologi
sastra bertolak dari
suatu anggapan bahwa
sastra adalah ungkapan perasaan
masyarakat, yang juga
berarti bahwa sastra mencerminkan dan mengekspresikan
kehidupan (Wellek dan Werren, 1990: 110). Dengan demikian
pendekatan sosiologi sastra
adalah pendekatan sastra
yang mempertimbangkan
segi-segi sosial dan
kemasyarakatan yang tercermin
dalam karya sastra. Pendekatan
sosiologi bermaksud menjelaskan
bahwa karya sastra (novel) pada
hakikatnya merupakan sebuah
fakta sosial yang
tidak hanya mencerminkan realitas
sosial yang terjadi
di masyarakat tempat
karya itu dilahirkan, melainkan
juga merupakan tanggapan
pengarang terhadap realitas sosial tersebut.
Pendekatan sosiologi
sastra yang paling
banyak dilakukan saat
ini menaruh perhatian yang
besar terhadap aspek
dokumenter sastra dan
landasannya adalah gagasan bahwa sastra
merupakan cermin zamannya.
Pandangan tersebut beranggapan
bahwa sastra merupakan cermin langsung dari berbagai segi struktur sosial hubungan
kekeluargaan, pertentangan kelas,
dan lain-lain. Dalam
hal itu sosiologi sastra
adalah menghubungkan pengalaman
tokoh-tokoh khayal dan situasi
ciptaan pengarang itu
dengan keadaan sejarah
yang merupakan asal usulnya.
Tema dan gaya
yang ada dalam
karya sastra yang
bersifat pribadi itu harus diubah menjadi hal-hal yang
bersifat sosial. Pendekatan
sosiologi ditentukan oleh
peningkatan minat yang
kita lihat dari kondisi
spiritual dan mental yang
menciptakan situasi sosial
tertentu. Kesusatraan tidak dapat
dipisahkan dari tren
ini, meskipun demikian
seseorang harus
mengikutsertakan ke dalam
bidang sosiologi sebagai
suatu ilmu pengetahuan utama
dan gaya penyusunan.
Ini disebabkan oleh
beberapa alasan, yang paling
utama adalah terbentuknya
pendekatan historis dan
kritis terhadap kesusastraan selama
abad ke-19.
Dalam hal
ini peneliti menggunakan
pendekatan sosiologi sastra untukmengkaji
novel Pudarnya Pesona
Cleopatra Karya Habiburrahman
El Shirazy. Pendekatan sosiologi
sastra merupakan perkembangan
dari pendekatan mimetik yang memahami karya sastra dalam
hubungannya dalam realitas dan aspek sosial kemasyarakatan. Pendekatan
tersebut dilatarbelakangi oleh
fakta bahwa keberadaan karya
sastra tidak dapat lepas
dari realitas sosial
yang terjadi dalam masyarakat. Seperti
yang dikemukakan oleh
Sapardi Djoko Damono
(dalam Wiyatmi, 2005: 97),
salah seorang ilmuwan
yang mengembangkan pendekatan sosiologi sastra di Indonesia,
bahwa karya sastra tidak jatuh begitu saja dari langit, tetapi selalu ada
hubungan antara sastrawan, sastra, dan masyarakat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Strategi Penelitian
Dalam
penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Penerapan
metode kualitatif ini bersifat deskriptif yang berarti data yang dihasilkan
berupa kata-kata dalam bentuk kutipan-kutipan. Menurut Moleong (dalam Arikunto,
2002: 6), metode kualitatif yang bersifat deskriptif dimaksudkan adalah bahwa
data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Penelitian
kualitatif bersifat deskriptif lebih mengutamakan proses daripada hasil,
analisis data cenderung induktif, dan makna merupakan hal yang esensial (Semi,
1993: 59). Peneliti dalam
hal ini mendeskripsikan secara
sistematis, faktual, dan
akurat mengenai fakta-fakta dan
hubungan kausal fenomena
yang diteliti. Data
yang ada berupa pencatatan dokumen, hasil wawancara
terhadap pengarang serta hasil tanya jawab dengan pembaca yaitu pembaca awam,
pembaca praktisi serta pembaca akademisi yang terurai dalam bentuk kata-kata,
bukan dalam bentuk angka.
Penelitian
ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra, yaitu pendekatan dalam menganalisis
karya sastra dengan
mempertimbangkan segi-segi
kemasyarakatan untuk mengetahui makna totalitas suatu karya sastra. Pendekatan
sosiologi sastra juga
berupaya untuk menemukan
keterjalinan antara pengarang, pembaca, dan kondisi sosial budaya
dengan karya sastra.
B. Objek Penelitian
Objek
penelitian adalah sasaran yang akan diteliti yang tentu saja tidak terlepas
dari masalah penelitian (Al-Ma’ruf, 2009: 10-11). Objek penelitian ini adalah tinjauan
sosiologi sastra dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman
El Shirazy.
C.
Data dan Sumber Data
1.
Data
Data
merupakan bahan yang sesuai untuk memberi jawaban terhadap masalah yang dikaji
(Subroto dalam Al-Ma’ruf, 2009: 11). Data penelitian sastra adalah unsur-unsur
sastra yang terdapat dalam teks sastra yang berkaitan langsung dengan masalah
penelitian. Data penelitian demikian substansinya dipandang berkualifikasi valid
(shahih) dan reliable (terandal) (Al-Ma’ruf, 2009: 11). Data dalam
penelitian ini berupa paparan bahasa (teks tertulis) yaitu kata-kata, frasa,
kalimat yang terdapat dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman
El Shirazy.
2. Sumber Data
Data merupakan
suatu hal pokok
dalam penelitian. Pada penelitian
ini sumber data yang digunakan adalah:
a. Data
objektif, yaitu novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy
yang menceritakan pemuda yang sedang mencari pasangan hidup, yang dilihat dari
segi agamanya bukan
sekedar fisiklinya saja. Buku
ini diterbitkan oleh Republika
pada tahun 2005.
b. Data genetik,
yaitu diperoleh dari
hasil wawancara terpimpin
mengenai latar belakang
pengarang menciptakan novel Pudarnya Pesona Cleopatra yaitu Habiburrahman El
Shirazy. Wawancara dilaksanakan
untuk mendapatkan data secara mendalam.
c. Data
afektif, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap pembaca
mengenai novel Pudarnya Pesona
Cleopatra karya Habiburrahman El
Shirazy. Wawancara kepada pembaca
untuk mendapatkan tanggapan yang mendalam.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sumber
data dalam penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, dokumen, arsip
dan benda-benda lain.
Dalam penelitian ini
sumber data pokok adalah
novel, buku-buku tentang
sosiologi sastra serta
buku tentang masalah sosial. Penelitian ini menggunakan
teknik pengumpulan data dengan teknik sadap yang merupakan teknik dasar dan
teknik rekam sebagai teknik lanjutannya.Untuk
memperoleh data objektif
digunakan teknik pengambilan data dengan
membaca novel Pudarnya Pesona
Cleopatra karya
Habiburrahman El Shirazy, buku-buku
tentang sosiologi sastra
serta buku-buku lain
yang menunjang. Teknik pengambilan
data yang digunakan
untuk memperoleh data genetik
adalah dengan wawancara.Teknik pengambilan
data yang digunakan untuk
memperoleh data afektif
adalah dengan wawancara
terhadap pembaca tentang
tanggapan terhadap novel Pudarnya Pesona Cleopatrakarya
Habiburrahman El Shirazy.
Strategi
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini adalah dengan wawancara atau
percakapan. Percakapan tersebut
akan dicatat dan
direkam menggunakan tape-recorder.Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode interaktif. Data objektif
diperoleh dari novel Pudarnya Pesona
Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy. Data genetik diperoleh dari
hasil wawancara terhadap pembaca
tentang tanggapan novel
Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy.
Data afektif diperoleh dari hasil wawancara terhadap pengarang tentang latar
belakang penciptaan novel Pudarnya Pesona Cleopatra.
E. Validitas Data
Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan
trianggulasi teori untuk menjaga
keabsahan data yang
dikumpulkan. Hal ini
dikarenakan penelitian ini berupa
analisis dokumen. Trianggulasi
teori dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara
mengkroscekkan data hasil
penelitian dengan perspektif
teori yang berbeda. Menurut
Moleong (1994: 178)
trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
berfungsi sebagai pembanding atau mengecek terhadap data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain dari data itu. Di samping itu digunakan juga trianggulasi
sumber yaitu melakukan wawancara dengan beberapa sastrawan.
F. Teknik Analisis Data
Untuk
menganalisis data dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El
Shirazy ini ada tiga komponen pokok, yaitu:
1. Reduksi data
merupakan proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan
transformasi data ‘Kasar’
yang muncul dari catatan-catatan diobjek penelitian.
2. Penyajian data (displaydata) merupakan
sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian
yang paling sering digunakan
pada data kualitatif
pada masa lalu adalah teks bentuk naratif.
3. Verifikasi merupakan
penarikan kesimpulan yang
dapat dilakukan selama penelitian berlangsung.
Makna-makna yang muncul
dari data harus
diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Atar
Semi. 1993. Anatomi Sastra. Bandung: Angkasa Raya.
Faruk.
1994. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Habiburrahman El
Shirazy. 2005 .Pudarnya
Pesona Cleopatra (sebuah
novel pembangun jiwa). Jakarta: Republika.
Hasan Alwi
dan Dendy Sugono
(editor).2002. Telaah Bahasa
dan Sastra. Jakarta:Yayasan Obor
Indonesia.
Henry
Guntur Tarigan. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra.Bandung: Angkasa.
Herman.
J. Waluyo. 2002. Pengkajian Prosa Fiksi. Surakarta: UNS Press.
Jakob
Sumardjo & Saini K.M. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta : Gramedia.
Idianto
M. 2004. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Nyoman
Kutha Ratna. 2003. Teori,
Metode dan Teknik
Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sapardi
Djoko Damono. 1984. Sosiologi Sastra
Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
http.www.Organisasi.org.htm. (Diakses
tanggal 28 Maret 2015).
http://sastrasantri.wordpress.com/2009/01/27/sosiologi-sastra/.(Diakses
tanggal 28 Maret 2015).
http://blogspot.com/2009/02/sociology-of-literature.html.
(Diakses tanggal 28 Maret 2015).
http://www.answers.com/topic/sociology-of-literature.
(Diakses tanggal 28 Maret 2015).
Komentar
Posting Komentar