CONTOH PROPOSAL SKRIPSI SASTRA INDONESIA



PROPOSAL
Tinjauan Sosiologi Sastra dalam Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy

th.jpg


Disusun Oleh :

Nama              : __________
NPM               : __________


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN (STKIP) PGRI SUMBAR
PADANG
2015

BAB I
                                                           PENDAHULUAN        

A. Latar Belakang Masalah
Pada  zaman  modern  sekarang  ini  kedudukan  sastra  semakin  meningkat dan  semakin  penting.  Sastra  tidak  hanya  memberikan  kenikmatan  dan  kepuasan batin,  tetapi  juga  sebagai  sarana  penyampaian  pesan  moral  kepada  masyarakat atas realitas sosial. Karya sastra tercipta dalam kurun waktu tertentu dapat terjadi penggerak tentang keadaan dan situasi  yang terjadi pada masa penciptaan karya sastra itu, baik sosial budaya, agama, politik, ekonomi, dan pendidikan, selain itu karya  sastra  dapat  digunakan  sebagai  dokumen  sosial  budaya  yang  menangkap realita  dari  masa  tertentu,  akan  tetapi  bukan  menjadi  keharusan  bahwa  karya sastra yang tercipta merupakan pencerminan situasi kondisi pada saat karya sastra ditulis.  Salah  satu  bentuk  “susastra”  sebagai  penuangan  ide  kreatif  pengarang adalah novel.
Sastra  merupakan  ekspresi  masyarakat,  oleh  sebab  itu  kemunculan  suatu karya sastra erat hubungannya dengan persoalan-persoalan yang muncul pada saat itu.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  persoalan  sosial  memang  berpengaruh  kuat terhadap  wujud  sastra.  Dengan  kata  lain  karya  sastra  tersebut  adalah  pantulan hubungan  seseorang  dengan  orang  lain  atau  dengan  masyarakat.  Di  dalam  era globalisasi  ini,  peran  sastra  sangat  berarti.  Mengenai  hal  ini  Nani  Tutoli (dalam Hasan Alwi dan Dendi Sugono, 2002: 235) mengemukakan sastra dapat berperan dalam: (1) mendorong dan menumbuhkan nilai-nilai positif manusia,seperti suka menolong,  berbuat  baik,  beriman  dan  bertakwa;  (2)  memberi  pesan  kepada pembaca,  khususnya  pemimpin,  agar  dapat  berbuat  sesuai  dengan  harapan masyarakat,  mencintai  keadilan,  kebenaran,  dan  kejujuran;  (3)  mengajak  orang untuk bekerja keras demikepentingan dirinya dan kepentingan dirinya, dan ; (4) merangsang munculnya watak-watak pribadi yang tangguh dan kuat.
Apakah benar novel  Islami adalah buku agama  yang hanya berisi norma agama sebagai dakwah tanpa mengindahkan segi keestetikanya? Novel Pudarnya Pesona  Cleopatra karya  Habiburrahman  El  Shirazy  berhasil  menepis  anggapan para  pecinta  sastra  sekuler tersebut  yang  menganggap  novel  Islami  kehilangan nilai  sastranya.  Novel Pudarnya  Pesona  Cleopatra merupakan  sebuah  novel Islami  sekaligus  novel  pembangun  jiwa  yang  di  dalamnya  terkandung  ajaran agama yang terbungkus rapi tanpa meninggalkan segi keestetikanya. Kisah cinta yang  indah  dibangun  jauh  dari  kevulgaran  dan  keerotisan.  Nilai-nilai  syariat agama yang terdalam sebagai alat dakwah terbungkus secara rapi, dengan ajaranajaran moral yang tidak menggurui.
Novel Pudarnya  Pesona  Cleopatra karya  Habiburrahman  El  Shirazy merupakan sebuah karya sastra yang tidak cukup dinikmati saja, melainkan perlu mendapat  tanggapan  ilmiah.  Peneliti  merasa  tertarik  untuk  mengkajinya, khususnya  untuk  mengetahui  unsur  intrinsik,  masalah  sosial,  latar  belakang penulisan, tanggapan pembaca. Peneliti perlu mengkaji unsur intrinsik karena hal ini sangat penting sebagai langkah awal untuk memahami isinya, masalah sosial yang terkandung karena ini penting untuk dilakukan sebagai langkah awal untuk memenuhi  kebutuhan  makna  karya  sastra  yang  dilihat  dari  segi  karya  sastra  itu sendiri. Latar belakangpenulisan, peneliti ingin mengetahui lebih jelas atas latar belakang  penciptaan  novel  tersebut.  Tanggapan  pembaca,  peneliti  merasa  perlu mendapatkan tanggapan dari pembaca sebagai sumber data.Pertimbangan  lain  yang  peneliti  gunakan  adalah  proses  kreatif Habiburrahman  El  Shirazy  yang  mempunyai  nilai  lebih  dibandingkan  sastrawan lain  tanpa  maksud  menarikan  keistimewaan  sastrawan  lain.  Sebagai  pengarang muda,  “Kang  Abik”  dalam  menulis  novel  telah  teruji  dengan  banyaknya penghargaan  baik  tingkat  lokal,  nasional  bahkan  internasional.  Novel  yang dihasilkanyadiakui sebagai novel pembangun jiwa yang syarat dengan pengajaran budi pekerti yang luhur dan agung.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.   Unsur-unsur  intrinsik  apa  sajakah  yang  terkandung  dalam  novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy?
2.   Masalah  sosial  apakah  yang  terkandung  dalam  novel Pudarnya  Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy?
3.   Latar  belakang  penulisan  novel  Pudarnya  Pesona  Cleopatra   Karya Habiburrahman El Shirazy?
4 .  Bagaimana  tanggapan  komunitas  pembaca  tentang  novel Pudarnya  Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang akan dibahas maka tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:
1. Unsur intrisik yang terkandung dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy;
2.  Masalah  sosial  yang  terkandung  dalam  novel Pudarnya  Pesona  Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy;
 3.  Latar  belakang  penulisan  novel  Pudarnya  Pesona  Cleopatra  Karya Habiburrahman El Shirazy;
4.  Tanggapan  komunitas  pembaca  tentang  novel Pudarnya  Pesona  Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy;

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.  Manfaat Teoretis
Penelitian  ini  diharapkan  dapat  memperkaya  khazanah  ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang studi analisis novel Islami sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan karya sastra Indonesia.
2.  Manfaat Praktis
1) Guru Bahasa dan Sastra Indonesia
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi Guru Bahasa dan  Sastra  Indonesia  tingkat  SMA  atau  sederajat  bahwa  novel Pudarnya Pesona Cleopatrakarya Habiburrahman El Shirazy baik digunakan sebagai bahan atau materi pembelajaransesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2)  Bagi Siswa
Dengan  menggunakan  pendekatan  sosiologi  sastra  diharapkan dapat  meningkatkan  kemampuan  siswa  dalam  memahami  dan mengapresiasi novel  khususnya karya Habiburrahman El Shirazy.
3) Bagi Peneliti Lain
Hasil  penelitian  ini  dapat  dijadikan  sebagai  bahan perbandingan  bagi peneliti  lain  yang  akan  melakukan  penelitian  sastra  dengan permasalahan yang sejenis.















BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian novel
Istilah novel berasal dari bahasa latin novellasyang kemudian diturunkan menjadi novies, yang berarti baru. Kata ini kemudian diadaptasikan dalam bahasa Inggris menjadikan istilah novel. Novel merupakan jenis cerita fiksi yang muncul paling akhir jika dibandingkan dengan cerita  fiksi  yang  lain.  Novel  mengungkapkan  konflik  kehidupan  para  tokohnya secara lebih mendalam dan halus. Selain tokoh-tokoh, serangkaian peristiwa dan latar  ditampilkan  secara  tersusun  hingga  bentuknya  lebih  panjang  dibandingkan dengan prosa rekaan yang lain. Novel hadir layaknya karya sastra lainbukan tanpa arti. Novel disajikan di tengah-tengah  masyarakat  mempunyai  fungsi  dan  peranan  sentral  dengan memberikan  kepuasan  batin  bagi  pembacanya  lewat  nilai-nilai  edukasi  yang terdapat  di  dalamnya.  Fungsi  novel  pada  dasarnya  untuk  menghibur  para pembaca. Novel pada hakikatnya adalah cerita dan karenanya terkandung juga di dalamnya  tujuan  memberikan  hiburan  kepada  pembaca.  Sebagaimana  yang dikatakan  Wellek  dan  Warren (dalam  Burhan  Nurgiyantoro,  1994:  3)  membaca sebuah  karya  fiksi  adalah  menikmati  cerita, menghibur  diri  untuk  memperoleh kepuasan batin.
2. Jenis Novel
Jakob  Sumardjo  dan  Saini  K.M  (1986:29)  berpendapat  bahwa  novel dapat  diklasifikasikan  menjadi  tiga  golongan  yakni  novel  percintaan, novel petualangan, dan novel fantasi.
1)  Novel percintaan merupakan novel yang di dalamnya terdapat tokoh wanita  dan pria  secara  imbang,  bahkan  kadang-kadang  peranan wanita  lebih  dominan. 
2)  Novel petualangan melibatkan peranan wanita lebih sedikit daripada pria.  Jika  wanita  dilibatkan  dalam  novel  jenis  ini,  maka penggambarannya hampir stereotip dan kurang berperan.
3)  Novel  fantasi  merupakan  novel  yang  menceritakan  peristiwa  yang tidak realistis dan tidak mungkin terjadi dalam kehidupansehari-hari.
Berdasarkan  unsur  fiksi  novel  dapat  dibagi  menjadi  tiga  yaitu  novel plot, novel watak, novel tematis.
1)  Novel  plot  atau  novel  kejadiaan. Novel  ini  mementingkan struktur  cerita  atau  perkembangan  kejadian.
2)  Novel  watak  atau  novel  karakter.  Novel  ini  mementingkan pengisahan  watak  karakter  para  pelakunya  misalnya  penakut, pemalas,  humor,  pemarah,  mudah  putus  asa,  mudah  kecil  hati, dan sebagainya.
3)  Novel  temantis.  Novel  ini  mementingkan  tema  atau  pokok persoalan yang sangat banyak
3. Fungsi Novel
Secara  ringkas  Haji  Saleh  (dalam  Atar  Semi,  1993:  20-21)  menguraikan fungsi karya sastra di dalamnya termasuk novel, antara lain.
a.  Fungsi pertama sastra adalah sebagai alat penting bagi pemikir-pemikir untuk menggerakkan pembaca kepada kenyataan dan menolongnya mengambil suatu keputusan bila mengalami suatu masalah.
b.  Sebagai pengimbang sains dan teknologi.
c.  Sebagai  alat  untuk  meneruskan  tradisi  suatu  bangsa  dalam  arti  yang  positif, bagi  masyarakat  sezamannya  dan  masyarakat  yang  akan  datang,  antara  lain: kepercayaan,  cara  berpikir,  kebiasaan,  pengalaman sejarahnya,  rasa keindahan, bahasa, serta bentuk-bentuk kebudayaan.
d.  Sebagai suatu tempat dimana nilai-nilai kemanusiaan mendapat tempat  yang sewajarnya,  dipertahankan  dan  disebarluaskan,  terutama  di  tengah-tengah kehidupan modern  yang ditandai dengan menggebu-gebunya kemajuan sains dan teknologi.
Di  pihak  lain,  Agustien  S.,  Sri  Mulyani,  dan  Sulistiono  (1999:  92-93) menguraikan beberapa fungsi sastra (novel) yaitu:
a)  Fungsi  rekreatif,  yaitu  apabila  sastra  dapat  memberikan  hiburan  yang menyenangkan bagi pembacanya.
b)  Fungsi  didaktif,  yaitu  apabila  sastra  mampu  mengarahkan  atau  mendidik pembacanya  karena  adanya  nilai-nilai  kebenaran  dan  kebaikan  yang terkandung di dalamnya.
c)  Fungsi  estetis,  yaitu  apabila  sastra  mampu  memberikan  keindahan  bagi pembacanya.
d)  Fungsi  moralitas,  yaitu  apabila  sastra  mampu  memberikan  pengetahuan kepada pembacanya sehingga mengetahui moral yang baik dan buruk.
e)  Fungsi religius,  yaitu  apabila sastra mengandung ajaran agama  yang dapat diteladani para pembaca sastra.
B. Landasan Teori
1. Hakikat Sosiologi Sastra
Istilah sosiologi muncul pada abad ke-19 sekitar tahun 1839. Dari seorang ahli  filsafat  berkebangsaan  Perancis,  bernama  Aguste  Comte.  Ia  telah mengusulkan  agar  penelitian  terhadap  masyarakat  ditingkatkan  menjadi  suatu ilmu  tentang  masyarakat  yang  berdiri  sendiri.  Ilmu  tersebut  diberi  nama ‘Sosiologi”, yang berasal dari kata latin socious, yang berarti “kawan”, dan kata Yunani  logos,  yang  berarti  “kata”  atau  “berbicara”.  Jadi,  sosiologi  berarti “berbicara mengenai masyarakat” (Soerjono Soekanto, 1990: 4). Sosiologi dapat diartikan sebagai telaah tentang lembaga dan proses sosial manusia yang objektif dan ilmiah dalam masyarakat. Sosiologi mencoba mencari tahu  bagaimana  masyarakat  dimungkinkan,  bagaimana  ia  berlangsung,  dan bagaimana ia tetap ada. Sosiologi  merupakan  ilmu  pengetahuan  yang  murni  (pure  science)  dan bukan  merupakan  ilmu  pengetahuan  terapan  atau  terpakai  (applied  science). Max  Weber  (dalam  Idianto  M,  2004:  11)  mengatakan  bahwa  sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial. Selo Soemardjan dan  Soelaeman  Soemardi  (dalam  Soerjono  Soekanto,  1990:  21)  juga menambahkan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur  sosial  dan  proses-proses  sosial,  termasuk  perubahan-perubahan  sosial.
Menurut Sapardi Djoko Damono (1984: 129), sosiologi sastra adalah salah satu  cabang  ilmu  sastra  yang  mendekati  sastra  dari  hubungannya  dengan kenyataan  sosial. Memperhatikan  baik  pengarang,  proses  penulisan  maupunpembaca  (sosiologi komunikasi  teks)  serta  teks  sendiri  (penaksiran  teks  secara sosiologis). Jadi,  dapat  disimpulkan  bahwa  sosiologi  sastra  adalah  pendekatan dalam menganalisis karya sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakat untuk  mengetahui  makna  totalitas.  Sosiologi  sastra  berusaha  untuk  menemukan keterjalinan  antara  pengarang,  pembaca,  kondisi  sosial  budaya,  dan  karya  sastra itu sendiri.
Penelitian  sosiologi  sastra  hadir  dari  Glickberg  (dalam  Suwardi Endraswara,  2003:  77)  bahwa "all  literature, however  fantastic  or  mystical  in content,  is  animated  by  a  profound  social  concern,  and  this  is  true  of  even  the most flagrant nihilistic work "yang mempresentasikan bahwa seperti apa bentuk karya sastra (fantastis dan mistis) pun akan besar perhatiannya terhadap fenomena sosial”.  Pencetus  sosiologi  sastra  adalah  seorang  filsafat  Perancis  yang  bernama Auguste Comte pada sekitar tahun 1839 melalui sebuah karyanya  yang berjudul Cours  de  Philosophie  Positive. Dalam  buku  itu,  Comte  menyebutkan  ada  tiga tahap perkembangan intelektual,  yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya.
Tiga tahapan itu adalah :
a. Tahap  teologis;  adalah  tingkat  pemikiran  manusia  bahwa  semua  benda  di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
b.Tahap metafisis; pada tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat  diungkapkan. Oleh  karena  adanya  kepercayaan  bahwa  setiap  cita-cita terkait  pada  suatu  realitas  tertentu dan  tidak  ada  usaha  untuk  menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
c. Tahap positif; adalah tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah. Dalam pandangan Wollf (dalam Suwardi Endraswara, 2003: 77) sosiologi sastra  merupakan  disiplin  yang  tanpa  bentuk,  tidak  terdefinisikan  dengan  baik, terdiri dari sejumlah studi empiris dan berbagai percobaan pada teori  yang agak general,  yang  masing-masing  hanya  mempunyai  kesamaan  dalam  hal  bahwa semua  berurusan  dengan  hubungan  sastra  dengan masyarakat.
Sosiologi sastra adalah sebuah cabang dari kajian sastra  yang membahas hubungan antara karya sastra dan konteks sosialnya, termasuk pola pembahasan, jenis  penikmat,  gaya  penerbitan  dan  penyajian  dramatis,  dan  posisi  kelas  sosial penulis dan pembaca.
Ian  Watt  Sapardi  (dalam  Faruk,  1994:  4)  juga  mengklasifikasikan sosiologi  menjadi  tiga  bagian,  yaitu:  konteks  sosial  pengarang,  sastra  sebagai cermin masyarakat, dan fungsi sosial masyarakat.
2. Pendekatan Sosiologi Sastra
Pendekatan  sosiologi  sastra  bertolak  dari  suatu  anggapan  bahwa  sastra adalah  ungkapan  perasaan  masyarakat,  yang  juga  berarti  bahwa  sastra mencerminkan dan mengekspresikan kehidupan (Wellek dan Werren, 1990: 110). Dengan  demikian  pendekatan  sosiologi  sastra  adalah  pendekatan  sastra  yang mempertimbangkan  segi-segi  sosial  dan  kemasyarakatan  yang  tercermin  dalam karya  sastra.  Pendekatan  sosiologi  bermaksud  menjelaskan  bahwa  karya  sastra (novel)  pada  hakikatnya  merupakan  sebuah  fakta  sosial  yang  tidak  hanya mencerminkan  realitas  sosial  yang  terjadi  di  masyarakat  tempat  karya  itu dilahirkan,  melainkan  juga  merupakan  tanggapan  pengarang  terhadap  realitas sosial tersebut.
Pendekatan  sosiologi  sastra  yang  paling  banyak  dilakukan  saat  ini  menaruh perhatian  yang  besar  terhadap  aspek  dokumenter  sastra  dan  landasannya  adalah gagasan bahwa  sastra  merupakan  cermin  zamannya.  Pandangan  tersebut beranggapan bahwa sastra merupakan cermin langsung dari berbagai segi struktur sosial  hubungan  kekeluargaan,  pertentangan  kelas,  dan  lain-lain.  Dalam  hal  itu sosiologi  sastra  adalah  menghubungkan  pengalaman  tokoh-tokoh  khayal dan  situasi  ciptaan  pengarang  itu  dengan  keadaan  sejarah  yang  merupakan  asal usulnya.  Tema  dan  gaya  yang  ada  dalam  karya  sastra  yang  bersifat  pribadi  itu harus diubah menjadi hal-hal yang bersifat sosial. Pendekatan  sosiologi   ditentukan  oleh  peningkatan  minat  yang  kita  lihat dari  kondisi  spiritual dan  mental  yang  menciptakan  situasi  sosial  tertentu. Kesusatraan  tidak  dapat  dipisahkan  dari  tren  ini,  meskipun  demikian  seseorang harus  mengikutsertakan  ke  dalam  bidang  sosiologi  sebagai  suatu  ilmu pengetahuan  utama  dan  gaya  penyusunan.  Ini  disebabkan  oleh  beberapa  alasan, yang  paling  utama  adalah  terbentuknya  pendekatan  historis  dan  kritis  terhadap kesusastraan  selama  abad  ke-19.
Dalam  hal  ini  peneliti  menggunakan  pendekatan  sosiologi  sastra  untukmengkaji  novel  Pudarnya  Pesona  Cleopatra  Karya  Habiburrahman  El  Shirazy. Pendekatan  sosiologi  sastra  merupakan  perkembangan  dari  pendekatan  mimetik yang memahami karya sastra dalam hubungannya dalam realitas dan aspek sosial kemasyarakatan.  Pendekatan  tersebut  dilatarbelakangi  oleh  fakta  bahwa keberadaan  karya  sastra  tidak dapat  lepas  dari  realitas  sosial  yang  terjadi  dalam masyarakat.  Seperti  yang  dikemukakan  oleh  Sapardi  Djoko  Damono  (dalam Wiyatmi,  2005:  97),  salah  seorang  ilmuwan  yang  mengembangkan  pendekatan sosiologi sastra di Indonesia, bahwa karya sastra tidak jatuh begitu saja dari langit, tetapi selalu ada hubungan antara sastrawan, sastra, dan masyarakat.



















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Strategi Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Penerapan metode kualitatif ini bersifat deskriptif yang berarti data yang dihasilkan berupa kata-kata dalam bentuk kutipan-kutipan. Menurut Moleong (dalam Arikunto, 2002: 6), metode kualitatif yang bersifat deskriptif dimaksudkan adalah bahwa data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif lebih mengutamakan proses daripada hasil, analisis data cenderung induktif, dan makna merupakan hal yang esensial (Semi, 1993: 59). Peneliti dalam  hal  ini  mendeskripsikan  secara  sistematis,  faktual,  dan  akurat  mengenai fakta-fakta  dan  hubungan  kausal  fenomena  yang  diteliti.  Data  yang  ada  berupa pencatatan dokumen, hasil wawancara terhadap pengarang serta hasil tanya jawab dengan pembaca yaitu pembaca awam, pembaca praktisi serta pembaca akademisi yang terurai dalam bentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra, yaitu pendekatan dalam  menganalisis  karya  sastra  dengan  mempertimbangkan  segi-segi kemasyarakatan untuk mengetahui makna totalitas suatu karya sastra. Pendekatan sosiologi  sastra  juga  berupaya  untuk  menemukan  keterjalinan  antara  pengarang, pembaca, dan kondisi sosial budaya dengan karya sastra.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sasaran yang akan diteliti yang tentu saja tidak terlepas dari masalah penelitian (Al-Ma’ruf, 2009: 10-11). Objek penelitian ini adalah tinjauan sosiologi sastra dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data merupakan bahan yang sesuai untuk memberi jawaban terhadap masalah yang dikaji (Subroto dalam Al-Ma’ruf, 2009: 11). Data penelitian sastra adalah unsur-unsur sastra yang terdapat dalam teks sastra yang berkaitan langsung dengan masalah penelitian. Data penelitian demikian substansinya dipandang berkualifikasi valid (shahih) dan reliable (terandal) (Al-Ma’ruf, 2009: 11). Data dalam penelitian ini berupa paparan bahasa (teks tertulis) yaitu kata-kata, frasa, kalimat yang terdapat dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy.
2. Sumber Data
Data  merupakan  suatu  hal  pokok  dalam  penelitian. Pada  penelitian  ini sumber data yang digunakan adalah:
a.       Data objektif, yaitu novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy yang menceritakan pemuda yang sedang mencari pasangan hidup, yang dilihat  dari  segi  agamanya  bukan  sekedar  fisiklinya  saja. Buku  ini  diterbitkan oleh Republika pada tahun 2005.
b.      Data  genetik,  yaitu  diperoleh  dari  hasil  wawancara  terpimpin  mengenai latar belakang  pengarang  menciptakan  novel Pudarnya  Pesona Cleopatra  yaitu Habiburrahman  El  Shirazy.  Wawancara  dilaksanakan  untuk  mendapatkan  data secara mendalam.
c.       Data afektif, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap pembaca mengenai  novel Pudarnya  Pesona  Cleopatra  karya Habiburrahman  El  Shirazy.  Wawancara kepada pembaca untuk mendapatkan tanggapan yang mendalam.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, dokumen,  arsip  dan  benda-benda  lain.  Dalam  penelitian  ini  sumber  data  pokok adalah  novel,  buku-buku  tentang  sosiologi  sastra  serta  buku  tentang  masalah sosial. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik sadap yang merupakan teknik dasar dan teknik rekam sebagai teknik lanjutannya.Untuk  memperoleh  data  objektif  digunakan  teknik pengambilan  data dengan  membaca  novel Pudarnya  Pesona  Cleopatra karya  Habiburrahman  El Shirazy,  buku-buku  tentang  sosiologi  sastra  serta  buku-buku  lain  yang menunjang.  Teknik  pengambilan  data  yang  digunakan  untuk  memperoleh  data genetik  adalah  dengan  wawancara.Teknik  pengambilan  data  yang digunakan  untuk  memperoleh  data  afektif  adalah  dengan  wawancara  terhadap pembaca tentang  tanggapan  terhadap  novel Pudarnya Pesona Cleopatrakarya Habiburrahman El Shirazy.
Strategi pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini adalah dengan wawancara  atau  percakapan.  Percakapan  tersebut  akan  dicatat  dan  direkam menggunakan tape-recorder.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode interaktif.  Data  objektif  diperoleh  dari  novel Pudarnya  Pesona  Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy. Data genetik diperoleh dari hasil wawancara terhadap pembaca  tentang  tanggapan  novel  Pudarnya  Pesona  Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy. Data afektif diperoleh dari hasil wawancara terhadap pengarang tentang latar belakang penciptaan novel Pudarnya Pesona Cleopatra.
E. Validitas Data
Dalam  penelitian  ini,  peneliti  menggunakan  trianggulasi  teori  untuk menjaga  keabsahan  data  yang  dikumpulkan.  Hal  ini  dikarenakan  penelitian  ini berupa  analisis  dokumen.  Trianggulasi  teori  dalam  penelitian  ini  dilakukan dengan  cara  mengkroscekkan  data  hasil  penelitian  dengan  perspektif  teori  yang berbeda.  Menurut  Moleong  (1994:  178)  trianggulasi  merupakan  teknik pemeriksaan keabsahan data yang berfungsi sebagai pembanding atau mengecek terhadap data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari data itu. Di samping itu digunakan juga trianggulasi sumber yaitu melakukan wawancara dengan beberapa sastrawan.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy ini ada tiga komponen pokok, yaitu:
1. Reduksi  data  merupakan  proses  pemilihan,  pemusatan  perhatian  pada penyederhanaan,  pengabstrakan,  dan  transformasi  data  ‘Kasar’  yang muncul dari catatan-catatan diobjek penelitian.
2. Penyajian data (displaydata) merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi  kemungkinan  adanya  penarikan  kesimpulan  dan  pengambilan tindakan.  Penyajian  yang  paling sering  digunakan  pada  data  kualitatif  pada masa lalu adalah teks bentuk naratif.
3. Verifikasi  merupakan  penarikan  kesimpulan  yang  dapat  dilakukan  selama penelitian  berlangsung.  Makna-makna  yang  muncul  dari  data  harus  diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Atar Semi. 1993. Anatomi Sastra. Bandung: Angkasa Raya.
Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Habiburrahman  El  Shirazy.  2005  .Pudarnya  Pesona  Cleopatra  (sebuah  novel pembangun jiwa). Jakarta: Republika.
Hasan  Alwi  dan  Dendy  Sugono  (editor).2002. Telaah Bahasa  dan  Sastra. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.
Henry Guntur Tarigan. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra.Bandung: Angkasa.
Herman. J. Waluyo. 2002. Pengkajian Prosa Fiksi. Surakarta: UNS Press.
Jakob Sumardjo & Saini K.M. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta : Gramedia.
Idianto M. 2004. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Nyoman  Kutha  Ratna.  2003. Teori,  Metode  dan  Teknik  Penelitian  Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sapardi  Djoko  Damono.  1984. Sosiologi  Sastra  Sebuah  Pengantar  Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
http.www.Organisasi.org.htm. (Diakses tanggal 28 Maret 2015).
http://sastrasantri.wordpress.com/2009/01/27/sosiologi-sastra/.(Diakses tanggal 28 Maret 2015).
http://blogspot.com/2009/02/sociology-of-literature.html. (Diakses tanggal 28 Maret 2015).
http://www.answers.com/topic/sociology-of-literature. (Diakses tanggal 28 Maret 2015).

Komentar

Postingan Populer