HUTAN LUKA
Aku sesat di belantara yang entah mana
Merajai musim-musim patah
Kabut mengajar berta-ta
Matahari melengah asa
Tiba-tiba saja
Tiba-tiba saja
Angin mengisah luka
Waktu berlari, sejarah menua
Jika saja luka tak seabadi usia!
Teruslah
Tikam aku setikam-tikamnya
Benam kepala sepenghabis kata
Sampai tiba masanya
Dari sini tampak petani menuai sawah
Dendang puput batang padi bersahaja
Deritan tawa pedati berkuda
Air mataku, sungai matamu
Direnangi duka bertahun-tahun
Di lembah lumut memaki penyamun
Bagaimana bila akar bergelantungan
ke atas bukan ke bawah
Bagaimana bila daun gugur tak berganti tunasnya
Bagaimana bila sepi berganti sepi juga
Bu, milik siapa sunyi?
Mengapa pekiknya perih dan nyeri.
Gunung
pangilun, 26 Februari 2015
Zura Wenda

Komentar
Posting Komentar